Sejarah di Balik Sajian Nasi Tumpeng Penuh Makna

Sejarah di Balik Sajian Nasi Tumpeng Penuh Makna

Sejak dulu, tumpeng merupakan salah satu sajian wajib sementara syukuran atau upacara adat. Terutama di pulau Jawa, tumpeng hampir tak pernah absen di dalam acara peresmian gedung, tempat tinggal baru, ulang tahun, kelahiran anak, sampai malam tirakatan terhadap hari Kemerdekaan.

Tumpeng sendiri umumnya terbuat berasal dari nasi kuning yang dicetak membentuk kerucuk yang diletakkan di atas tampah bambu lantas disajikan bersama bervariasi lauk tradisional seperti ayam goreng, tempe, tahu, ikan teri, urap, dan tetap banyak lainnya.

Tak hanya sebagai pelengkap di dalam acara syukuran maupun upacara adat, ternyata tumpeng juga sarat dapat makna dan juga doa kepada Yang Maha Kuasa. Menurut pakar kuliner, Arie Parikesit, tumpeng ternyata sudah ada sejak dulu, apalagi sebelum akan masuknya ajaran agama di Nusantara Pesan Nasi Tumpeng di Kebon Jeruk  .

“Sudah cukup lama (adanya tumpeng), sebelum akan masuknya agama-agama ke Nusantara sebagai anggota berasal dari perwujudan rasa syukur kepada kapabilitas besar yang satu itu mereka sembah,” ujar Arie Parikesit sementara dihubungi kumparanFOOD Senin (10/9).

Dalam bahasa Jawa, tumpeng merupakan sebuah akronim berasal dari kata, ‘yen metu wajib sing mempeng’ yang artinya ‘kalau terlihat wajib yang sungguh-sungguh’. Akronim selanjutnya artinya bahwa tiap-tiap pekerjaan wajib dilakukan bersama benar-benar dan benar-benar sehingga hasil yang diperoleh pun dapat maksimal.

Selain itu, wujud kerucut terhadap nasi tumpeng merupakan representasi berasal dari suasana geografis Indonesia yang punyai banyak gunung dan perbukitan. Pada zaman dahulu, gunung dianggap sebagai daerah suci bersemayamnya para Dewa dan arwah para leluhur.
Sajian tumpeng beserta aneka lauk umumnya digunakan sebagai persembahan atau sesaji untuk Dewa atau arwah leluhur. Namun, lambat laun makna tumpeng yang mengerucut merasa berubah sebagai makna berasal dari harapan sehingga hidup selalu sejahtera dan penuh berkah.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *